MILZERU – Sebuah film horor Indonesia baru saja tayang di bioskop. Film yang berada di bawah naungan Production House, Max Pictures, berjudul “Surat dari Kematian”. Tidak hanya bergenre horor, namun film ini juga mengusung genre thriller dan misteri, dengan durasi 86 menit. Film yang resmi tayang pada 9 Januari 2020, merupakan adaptasi dari cerita Wattpad karya Adham T. Fusama dengan judul yang sama.

Film ini bercerita tentang kegagalan Zein dalam membuktikan urban legend hantu Mbak Rohanna di Jembatan Perawan, Yogyakarta. Kegagalan tersebut akhirnya membuat Zein harus membuat pilihan tempat angker lainnya pada Kinan untuk bisa dijadikan materi konten Youtube mereka. Itu bukanlah hal yang mudah bagi Kinan. Apalagi Kinan merupakan orang yang sangat logis dan berbanding terbalik dengan Zein yang memiliki kemampuan indera keenam.

Hingga pada suatu hari, Pasha, salah satu mahasiswa yang ternyata satu kampus dengan Zein dan Kinan melakukan sebuah aksi mengerikan. Aksi tersebut dilakukannya di tengah kota Yogyakarta dan ia juga mengaku mendapatkan surat dari kematian. Surat tersebut mengancam Pasha. Jika Pasha tidak melakukan apa yang diperintahkan dalam surat tersebut, maka kematian akan menjemput Pasha. Kabar itu pun membuat heboh banyak orang. Dari surat tersebut juga akhirnya Kinan dan Zein tergerak untuk menyelidiki Gama Plaza.

Gama Plaza merupakan sebuah bangunan tua yang pernah menjadi tempat bunuh diri seorang mahasiswa, beberapa tahun lalu. Mahasiswa tersebut bernama Darius, ia juga masih satu kampus dengan Kinan dan Zein. Namun, baru saja mereka memulai penyelidikan, surat berikutnya datang lagi kepada salah satu mahasiswa kampus mereka. Dan kali ini surat tersebut berhasil merenggut nyawa seseorang. Keadaan tersebut menjadi sangat meresahkan. Di satu sisi, Kinan yakin kalau semua itu adalah suatu bentuk pembunuhan berencana. Sedangkan di sisi lain, Zein yakin bahwa semua yang terjadi masih berkaitan dengan makhluk halus, yaitu arwah Darius.

Secara keseluruhan cerita, Evelyn Afnilia sebagai penulis skenario, cukup berhasil menghadirkan sebuah cerita yang terlihat penuh misteri dan menyeramkan. Alur cerita yang dibuat begitu megalir dan santai tetapi tetap dapat inti ceritanya. Tempo dari alurnya dibuat tidak terlalu terburu-buru seakan menggiring penonton untuk terhanyut dalam teror yang dibuat dari surat tersebut. Selain itu, walaupun diakhir film penonton akan dikejutkan dengan akhir yang tidak disangka-sangka. Namun secara keseluruhan, penonton juga dapat dengan mudah mengetahui bagaimana akhir dari film tersebut. Karena dalam salah satu adegan, penulis seakan memberikan petunjuk siapa pelaku yang terlibat dalam teror surat tersebut.

Namun justru film ini terlihat sedikit aneh. Apalagi ketika para pemain “Surat dari Kematian” seperti Endy Arfian, Carissa Perusset, Omaro Esteghal, Jerome Kurnia, Eric Febrian, dan yang lainnya tidak memiliki logat Jawa. Berlatar di kota Yogyakarta, namun tidak ada logak Jawa membuat film ini terasa kurang dan sedikit aneh. Karena tidak mungkin dalam satu lingkungan kampus, tetapi tidak ada mahasiswa yang memang asli dari wilayah tersebut. Bahkan dalam film ini justru jadi terlihat bahwa film hasil karya sutradara Hestu Saputra sedang menghadirkan cerita di Yogyakarta.

Kekurangan lainnya dalam film ini adalah terlalu banyak jumpscare. Hal itu bisa membuat penonton bosan. Memang film horor itu identik dengan jumpscare, tetapi jika terlalu banyak maka itu dapat membosankan. Apalagi pada adegan yang memang tidak seharusnya ada jumpscare dari sound effect atau yang lainnya.

Buat kalian yang penasaran dan suka dengan genre horor, thriller, dan misteri, film ini bisa menemani akhir pekan kalian bersama teman-teman, maupun keluarga. Cerita dari film ini juga bukan kisah nyata dari salah satu kampus di Yogyakarta kok, jadi jangan khawatir.