MILZERU – Satu lagi film Indonesia yang baru saja rilis dan tayang di bioskop. Kali ini bukan bergenre horor, namun drama, adventure, dan komedi. Film yang berjudul “Anak Garuda” ditulis oleh Alim Sudio. Film ini juga merupakan sebuah kisah nyata yang bercerita tentang Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di kota Batu, Malang. Sekolah tersebut didirikan oleh Julianto Eko atau yang biasa dipanggil Koh Jul (Kiki Narendra). Film “Anak Garuda” merupakan film perdana dari rumah produksi Butterfly Pictures. Rumah produksi tersebut adalah salah satu unit usaha yang dikelola secara langsung oleh para murid dan alumni SPI.
Cerita dimulai ketika 7 “Anak Garuda”, yaitu Sayyida (Tissa Biani), Sheren (Rania Putrisari), Olfa (Clairine Clay), Wayan (Geraldy Kreckhoff), Dila (Rebecca Tamara), Yohana (Violla Georgie), dan Robet (Ajil Ditto). Mereka semua adalah alumni SPI dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mereka harus menghadapi konflik saat untuk pertama kalinya Koh Jul melepas mereka menjadi satu tim tanpa arahan sang pendiri sekolah. Tidak hanya itu saja, munculnya Rocky (Krisjiana Baharudin) semakin membuat hubungan diantara 7 “Anak Garuda” menjadi semakin memanas.
Timbulnya rasa cemburu, ego, dan rasa cinta yang terpendam diantara mereka, menambah bumbu-bumbu permasalahan. Tidak dapat dipungkiri potensi perpecahan pun ada di tim ”Anak Garuda”. Hingga akhirnya Koh Jul terpaksa melepas 7 “Anak Garuda” tersebut untuk pergi ke Eropa. Ketujuh anak tersebut pergi tanpa didampingi oleh Koh Jul. Pada akhirnya semua itu bergantung di tangan mereka. Konflik pun mulai terjadi disana. Mampu atau tidaknya mereka menyelamatkan perjalanan “mahal” tersebut menjadi perjalanan indah dalam hidup mereka.
Dalam segi cerita, penulis mampu mengemas cerita dalam film ini dengan sangat baik. Memiliki banyak konflik, dan terdapat juga plot twist, karena hal itu film ini terlihat mewah dan lebih berkelas. Tidak hanya itu saja, cerita dalam film ini juga sangat inspiratif dan memiliki banyak pesan mendalam. Penonton akan dibuat senang, sedih, tertawa, maupun terharu dalam film ini. Penonton akan terus diperlihatkan dan diberikan dorongan untuk bisa berbuat lebih baik ke depannya. Selain itu, konflik yang terjadi dalam film ini pun cukup berbeda.
Tidak hanya itu saja, film yang berlatar di kota Batu, Malang dan beberapa kota di Eropa mampu menghadirkan kesan petualangan yang sangat terasa. Secara keseluruhan, film ini mampu menghadirkan cerita tentang perjuangan, sikap pantang menyerah, dan bekerjasama mengatasi perbedaan untuk bisa maju bersama. Ketujuh anak yang menjadi tokoh dalam film ini memiliki peranannya masing-masing, dan semua terlihat sama pentingnya.
Dalam segi akting, semua pemain bermain dengan bagus. Apalagi untuk akting Krisjiani Baharudin kali ini dapat diacungi jempol. Ia sukses membuat penonton kesal sekaligus suka dengannya. Walaupun memang hanya sebentar, tetapi peran Kris tetap menjadi tokoh yang cukup penting dalam film ini. Tidak hanya Kris, semua akting para aktor dan aktris muda juga dapat diacungi jempol. Mereka bisa memerankan karakternya masing-masing dengan bahasa daerah yang cukup kental dan menjadi daya tarik tersendiri dalam film ini.
Untuk kesan komedi, penonton bisa melihat bagaimana lucunya Rizky Mocil dalam film ini. Tingkah lakunya yang sangat lucunya dan menjadi penghibur yang pecah di film “Anak Garuda”. Selain itu, walaupun memiliki banyak tokoh dalam film ini namun pengenalan setiap tokoh cukup detail dan penonton dapat dengan mudah mengenal semua tokoh dalam film.