MILZERU – Fiersa Besari dikenal oleh publik sebagai seorang musisi dan penulis. Karya – karya Fiersa dinilai dapat menghipnotis mereka yang mendengarkannya.

Fiersa juga kerap menulis kata – kata yang romantis dan memiliki makna tersendiri bagi sebagian orang.

Fiersa diatas panggung.

Lagu yang dibuat oleh Fiersa juga mengandung rangkaian kata yang cenderung puitis dan enak untuk didengarkan, bukan sebuah lirik gombal yang kadang membuat orang risih saat mendengarnya.

‘Waktu yang Salah’ dan ‘Celengan Rindu’ merupakan dua dari sekian banyak lagu yang menjadi favorit di kalangan pendengarnya. Fiersa pada sehari lalu juga merilis musik video animasi “Kamu” karyanya dengan Bemandry.

Fiersa dikenal sebagai sosok yang romantis, tidak salah jika dirinya sering membagikan kata – kata romantis kepada penggemarnya melalui buku yang ditulisnya maupun dalam sosial media.

Kata – kata romantis Fiersa tidak jarang dijadikan refrensi beberapa orang untuk diberikan kepada pasangannya atau sekedar menjadi caption di media sosial.

Kata – kata romantis yang ditulis Fiersa, sederhana dan mudah dipahami, sehingga banyak pembaca setia.

Nah, Sahabat Zeru, inilah rangkuman kalimat romantis Fiersa, yang bisa bikin kamu baper!

“Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur…kau juga”.

“Cinta bukan melepas, tapi merelakan. Bukan memaksa, tapi memperjuangkan. Bukan menyerah, tapi mengikhlaskan. Bukan merantai, tapi memberi sayap”.

“Seseorang yang tepat tak selalu datang tepat waktu. Kadang ia datang  setelah kau lelah disakiti oleh seseorang yang tidak tahu cara menghargaimu”.

“Akhir – akhir ini, aku ingin mempunyai kemampuan untuk menguasai waktu. Bukan agar mampu kembali ke masa lalu. Tak ada yang aku sesali atau perlu diubah. Aku hanya ingin waktu yang membeku, agar bisa lebih lama denganmu”.

“Senyum saja. Tidak perlu banyak marah – marah. Nanti cepat tua. Daripada tua sendiri, lebih baik tua berdua bersamaku”.

“Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seorang mengucap “Aku membutuhkanmu”.”

“Kita, cukup kita yang tahu. Untuk apa mengucapkan Happy Anniversary setiap bulan? Aku ingin menjadi seseorang yang bisa bersamamu tahunan, bukan bulanan”.

“Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus. Jangan cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tak ada yang sempurna”.

“Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakannya, hanya untuk disyukuri keberadaanya”.

“Dalam realitas, kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya”.

“Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya”.

“Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu. Pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir the, dan bait lagu menjadi penggantimu”.

“Aku mengalah. Aku mengalah karena aku percaya, kalau kau memang untukku, sejauh apapun kakimu membawamu lari, jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali kepadaku.“

“Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun, kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama”.

“Beberapa rindu memang harus sembunyi – sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa”.

“Aku tidak tahu di mana ujung per jalanan ini, aku tidak bia menjanjikan apa pun. Tapi, selama aku mampu, mimpi – mimpi kita adalah prioritas”.

“Untuk apa memajang foto kita berdua? Cita – citaku ingin fotomu ada di buku nikahku”.

“Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu,mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya”.

“Menaruh hati di atas ketidakpastian sikap sama saja dengan menaruh tangan di tangan seseorang yang sama sekali tidak ingin menggenggam.”

“Perasaan laksana hujan, tak pernah datang dengan maksud yang jahat. Keadaan dan waktulah yang membuat kita membenci kedatangannya”.

Waduh, bikin baper banget,kan, Sahabat Zeru? Cocok banget nih buat di pasang di status sosmed kita!