MILZERU – Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, selalu teringat kepada kearifan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Hal itu selaras dengan makna yang terkandung pada sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Bukan hanya itu, sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia juga seharusnya mampu menjungjung tinggi toleransi, supaya membangun semangat kebersamaan di dalam perbedaan yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Salah satu tokoh yang patut dicontoh, dalam menerapkan hal toleransi dai saat bulan Ramadhan adalah Gus Dur. 

Gus Dur

Belajar khusus dari Gus Dur, banyak orang yang memperoleh wawasan tambahan kearifan tentang makna puasa untuk menjalin hubungan sosial setiap insan manusia dengan lingkungan sosial masing-masing.

Dari Gus Dur belajar memperoleh warisan kesadaran mengenai pada hakikatnya belum cukup bahwa seorang yang tidak menunaikan ibadah puasa, hukumnya wajib menghargai dan menghormati sesama warga yang menunaikan ibadah puasa.

Menurut Gus Dur, toleransi antar umat beragama belumlah lengkap secara psikososial apabila belum ditambah dengan kearifan seorang yang menunaikan ibadah puasa, hukumnya wajib menghargai dan menghargai sesama warga yang tidak menunaikan ibadah puasa.

Gus Dur menyadarkan bahwa toleransi antar umat beragama tidak cukup satu arah namun justru dua arah demi saling menghargai dan saling menghormati.

Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa sobatzeru!